Tuesday, April 26, 2011

ISTILAH DALAM FOTOGRAFI

Sebagai seorang beginner macam saya, memang xtau la apa benda pon pasal-pasal camera ni, nasib baik jumpa Istilah2  dan teknik2 ni.. So, jika anda juga beginner.. info ni patut anda kaji dan tau untuk berkecimpung dalam bidang fotografi..


Istilah dalam fotografi


Tamron
  • Di : ‘Digitally Integrated’, featuring coating optimized for digital SLRs, but still usable on 24×36mm sensors (35mm, ‘full’ or double frame)
  • Di II : Lenses for DSLRs with APS-C sized sensors only
  • SP : ‘Super Performance’, professional lenses
  • IF : ‘Internal Focus’
  • LD : "Low Dispersion" elements
  • XR : Extra Refractive Index glass
  • VC : "Vibration Compensation" -- in lens image stabilization
  • USD : Ultrasonic Silent Drive
  • PZD : Piezo Drive

Sigma
  • ASP : Aspherical lens elements
  • APO : Apochromatic lens element(s), originally for "Advanced Performance Optics", not necessarily apochromatic
  • OS : In-lens "Optical Stabilization", analogous to Nikon VR or Canon IS
  • HSM : "Hyper-Sonic Motor", either in-lens ultrasonic motor or micro-motor, analogous to Nikon SWM (AF-S) (ultra-sonic or micro-motor), Canon USM (ultrasonic or micro-motor), Minolta/Konica Minolta/Sony SSM (ultrasonic motor) or Sony SAM (micro-motor), etc.
  • EX : "Excellence", EX-finish, high performance series.
  • DG : "Digital Grade", coatings optimized for DSLRs, full-frame as well as APS-C, also usable on 35mm film SLRs
  • DC : "Digital Compact", lenses for DSLRs featuring APS-C size sensors, only
  • DF : "Dual Focus", lens features clutch to disengage focus ring when in AF mode
  • HF : "Helical Focusing", front element of lens does not rotate (useful for polarizing filters and petal lens hoods)
  • RF : "Rear Focusing", lenses employing rear-focusing, no length changes during focussing, no rotating front elements
  • IF : "Inner Focusing", length of lens does not change during focusing, no rotating front elements
  • UC : "Ultra-Compact"



APS : Advanced Photo System
DIL : Drop in Loading
CID : Cartridge Identification number
FID : Film strip Identification number
USC : Uniform Sigma Crystal/kristal sigma seragam
Kristal sigma : Butir-butir perak halida
AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
AFD : Auto Focus Distance Information
DIR : Development Inhibitor Releaser
SPD : Silicon Photo Diode
LCD : Liquid Crystal Display
LED : Light Emitting Diode, lampu
ISO/ASA : Derajat sensitivitas film
ISO : International Standart Organization
ASA : American Standart Association
DIN : Deutsche Industry Norm
NiMH : Nikel Metal Hydride
NiCd : Nikel Cadmium
DRAM : Data Random Acces Memory
RISC : Reduce Intruction Set Computer
CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital)
CPL : Circular Polarizing
USM : Ultrasonic motor
ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi kesenjangan kecerahannya sangat besar


SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat, lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film
Lens Mount Dudukan lensa

MF : Manual Fokus
AF : Auto Fokus
Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik

DOF : Depth of Field;ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, beragntung pada: difragma, panjang lensa dan jarak objek

GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma

AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV

EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma f/1,0 kecepatan 1 detik

Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture priority, Shutter priority dan Programed (auto)

Aperture : Diafragma

Lens Hood : Tudung lensa

Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis

Shutter : Rana

Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis

Exposure compensation : Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau kurang

Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt

Metering : Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot

Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar

Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu

Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu

View finder : Jendela bidik

Built in Dioptri : Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau – bagi mereka yang berkacamata)

Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik

Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen

Focusing screen : Layar focus

Bracheting : Pengambilan gambar yang sama menggunakan pengukuran pencahayaan yang berbeda

Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis

TTL : Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa

Remote Flash :  Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan

Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya menerangi objek secara merata


Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain


Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel


Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama


Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body


Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV


Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari


PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe


Hot shoe : Kaki blitz


Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak


Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11


Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup


Shutter release : Pelepas rana


Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera


Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan


Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
Reloadable to last frame: fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah ke posisi terakhir yang terpakai


Fill In flash ; Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan


Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu


Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik


Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film


Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa


Bulk film : Film kapasitas 250 exposure


Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50,,, biasanya:
· 16-22mm (lensa lebar super)
· 24-35mm (lensa lebar medium
· 6-15mm (lensa mata ikan)


Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih


Pull : kebalikan dari Push


Main light : Cahaya pengisi/tambahan


Foto wedding : Potraiture berpasangan (menciptakan rekaman gambar yang romantisme, baik dari posenya maupun dari suasananya
Foto wedding terbagi 2 yaitu:
· Neo Classic Potraiture, ialah bentuk visual foto berpasangan yang beraura romantis

· Classic wedding, ialah bentuk foto berpasangan yang harus menjadi kenangan

Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin


Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor


Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling berhubungan


Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu


Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan detilnya


Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto


Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjaid garis-garis sementara objek utama terekam jelas


Sandwich : Teknik menggabungkan foto


Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto

*bagus tak benda ni, hope korang dapat manfaatkan sebaiknya k..

Monday, April 11, 2011

Lens Yang Sesuai Untuk Anda



Lensa Yang Sesuai Untuk Anda
Oleh Hasnuddin Abu Samah


“Apakah lensa yang terbaik patut saya beli?” – Ini adalah salah satu soalan yang paling banyak saya terima. Susah sebenarnya untuk menjawab soalan ini dengan tepat. Lensa yang terbaik untuk anda bergantung kepada bajet dan keperluan fotografi anda. Terdapat berpuluh jenis lensa di pasaran bagi setiap jenama. Setiap satunya mempunyai fungsi yang tersendiri.
Untuk mengetahui apakah lensa yang patut anda beli, pertama sekali anda perlu tahu, subjek apakah yang paling banyak anda rakam. Adakah anda banyak merakam foto pemandangan atau potret atau aksi sukan dan sebagainya.
Berikut ini saya senaraikan beberapa jenis lensa (mengikut focal length berdasarkan crop factor 1.5X) berdasarkan kesesuaian merakam subjek tertentu.
  1. Lensa sekitar 12mm–18mm sesuai untuk merakam gambar landscape atau architechture
  2. Lensa sekitar 50mm–80mm sesuai untuk merakam gambar potret
  3. Lensa macro sekitar 60mm-105mm sesuai untuk merakam gambar bunga atau serangga dari jarak dekat
  4. Lensa sekitar 200–400mm sesuai untuk merakam foto sukan atau hidupan liar

Selain dari itu, anda perlu tetapkan berapakah bajet anda untuk membeli lensa yang anda perlukan. Jika ditanya apakah lensa apakah yang terbaik untuk dibeli, jawapan mudahnya tentulah lensa yang paling mahal adalah lensa yang paling berkualiti bagi setiap kategori lensa tertentu. Biasanya, lensa yang mahal adalah lensa yang berkebolehan memberikan bukaan aperture maksima yang besar seperti f/2.8. Lensa yang berkualiti juga biasanya ada kelebihan istimewa lain seperti VR atau IS bagi mengurangkan risiko gegaran pada foto. Jika anda tidak mampu atau rasakan kelebihan yang ditawarkan tidak begitu bermanfaat untuk anda, anda boleh beli lensa tanpa ciri-ciri ini dengan harga yang jauh lebih murah.
Sekiranya anda seorang beginners yang suka merakam subjek biasa yang ada di sekeliling anda, penggunaan kit lens sudah memadai. Anda tidak perlu terburu-buru untuk membeli lensa tambahan. Berikan sedikit masa untuk anda lihat kecenderungan anda di dalam fotografi. Selepas beberapa bulan dan setelah mengenal pasti bidang pengkhususan anda di dalam fotografi, barulah anda perlu beli lensa tambahan.
Ada orang yang lebih cenderung merakam foto potret, ada yang cenderung merakam foto pemandangan dan ada yang cenderung merakam foto objek mikro sahaja. Setelah mengenal pasti kecenderungan anda, sesuailah jika anda beli lensa berkualti (mahal) yang khusus untuk melakukan kerja mengikut kecenderungan anda. Dengan ini, pelaburan anda akan mendatangkan hasil yang berbaloi kerana lensa yang dibeli digunakan sepenuhnya dan mampu membawa anda lebih jauh dalam penghasilan karya yang berkualiti.
Seseorang yang kerap merakam objek mikro misalnya perlu membeli lensa macro berkualiti tinggi yang berharga sekitar RM3,000. Manakala seseorang yang lebih minat merakam foto hidupan liar perlu membeli lensa bersesuaian yang berkualiti seperti lensa 300mm f/2.8 yang berharga sekitar RM18,000 jika dia mampu dan sanggup berbelanja.
Nasihat saya, sebelum membeli sebarang jenis lensa tambahan, buatlah pertimbangan yang wajar tanpa terpengaruh dengan kawan-kawan. Adalah tidak wajar dari segi kewangan untuk membeli lensa baru sekadar untuk menunjuk-nunjuk, sekadar untuk mengikut perkembangan teknologi atau sekadar ingin kelihatan setaraf dengan rakan-rakan lain. Sebelum membeli sesuatu lensa tambahan, pastikan gambar yang bagaimanakah yang ingin anda dapatkan dan pastikan samada lensa yang bakal anda beli itu betul-betul boleh memberikan apa yang anda harapkan. Pastikan juga anda akan menggunakan lensa yang dibeli itu ke tahap maksima. Anda tidak perlu beli lensa yang berkualiti tinggi jika anda jarang-jarang menggunakan lensa tersebut. Untuk lensa yang jarang digunakan, anda boleh beli lensa yang lebih murah, lensa terpakai atau pinjam sahaja dari rakan-rakan.
Oleh Hasnuddin Abu Samah

Ijazah Jurufoto

IJAZAH JURUFOTO

Oleh Hasnuddin Abu Samah 
“Perlukah masuk universiti untuk jadi jurufoto profesional?” Saya seringkali ditanya soalan ini. Selalunya yang bertanya itu ialah golongan remaja yang minat fotografi dan ingin menjadikan fotografi sebagai kerjaya mereka. Jawapan ringkasnya – tidak perlu. Anda tidak perlu ada sijil, diploma dan sebagainya untuk menjadi jurufoto profesional. Tetapi, jika anda ada kelulusan formal dalam bidang fotografi, ianya akan menjadi satu kelebihan buat anda. Tetapi dengan satu syarat.
Syaratnya ialah, anda mestilah mempunyai portfolio yang kuat (portfolio adalah contoh hasil karya anda yang dapat menunjukkan tahap kemahiran anda sebagai seorang jurufoto). Portfolio inilah yang akan dinilai sebelum anda ditawarkan sesuatu kerja. Semakin baik portfolio anda, semakin mudah anda mendapat kerja dan semakin tinggi gaji yang boleh anda dapatkan.
Tetapi, jika anda ingin bekerja dalam bidang fotografi dengan pihak kerajaan, eloklah anda ada kelulusan formal dalam bidang fotografi kerana gaji yang dibayar biasanya berdasarkan tahap kelulusan formal anda samada anda pemegang sijil, diploma, ijazah sarjana muda, ijazah dan sebagainya. Begitu juga jika anda ingin menjadi pensyarah fotografi di universiti, kelulusan akademik dalam bidang fotografi adalah amat penting.
Di Malaysia, Universiti Teknologi Mara (UiTM) menawarkan pengajian khusus dalam bidang fotografi pada peringkat Diploma hingga ke peringkat Ijazah Sarjana Muda. UNISEL pula ada menawarkan pengajian dalam bidang fotografi hingga ke peringkat Diploma. SPACE UTM juga ada menawarkan pengajian fotografi dengan kelulusan Diploma Eksekutif, sesuai dihadiri secara sambilan. UniversitiIslam Antarabangsa pula ada menawarkan program Sijil Eksekutif dalam fotografi yang boleh ditamatkan dalam tempoh hanya 6 bulan. Selain dari itu, Institut Kemahiran Belia Negara (IKBN) juga menawarkan pengajian dalam bidang fotografi pada peringkat Sijil.
Jurufoto yang tiada kelulusan formal dalam bidang fotografi pun boleh berjaya. Peluangnya adalah sama. Segalanya bergantung kepada usaha dan bakat yang dimiliki oleh setiap individu. Cuma, biasanya jurufoto yang belajar sendiri tanpa masuk ke universiti perlu melalui jalan yang agak sukar dalam proses pembelajaran kerana tidak mendapat bimbingan yang sistematik, tidak seperti di universiti. Tetapi, sekali lagi ditegaskan, jurufoto yang belajar sendiri ini tetap boleh berjaya jika beliau rajin berusaha.
Pelajar yang belajar fotografi di universiti biasanya mempunyai masa hadapan yang lebih cerah asalkan mereka belajar bersungguh-sungguh dan rajin berusaha. Pelajar universiti tidak akan berjaya di dalam industri sebagai jurufoto profesional jika mereka hanya bergantung kepada kelulusan akademik semata-mata, tetapi tidak berusaha menghasilkan portfolio yang bagus. Pelajar juga mestilah menggunakan peluang networking di universiti dengan sepenuhnya kerana, ini akan menjadi aset penting bila mereka berada di dalam alam pekerjaan sebenar. Rakan-rakan kenalan universiti ini akan memegang jawatan tertentu di dalam industri selepas beberapa tahun dan mereka akan menawarkan berbagai peluang dan pertolongan yang berguna satu hari nanti.
Perkara yang perlu dipertimbangkan apabila ingin belajar fotografi di universiti ialah faktor masa dan kos pengajian. Misalnya, pengajian pada peringkat diploma akan memakan masa selama 3 tahun dan kos yang terlibat juga adalah agak tinggi (bergantung di universiti mana anda belajar). Jika dibandingkan dengan individu yang belajar sendiri, mereka sudah boleh mula menjana pendapatan dalam tempoh kurang dari 3 tahun. Tetapi, untuk jangka masa panjang, individu yang memiliki kelulusan formal dalam fotografi boleh pergi lebih jauh dan mendapat peluang yang lebih besar asalkan berusaha gigih. Tetapi, saya perlu tegaskan lagi sekali bahawa, perkara ini adalah amat subjektif. Individu yang tiada kelulusan formal dalam fotografi pun boleh berjaya jika mereka bijak mengambil peluang dan bekerja keras. Memang ramai pun jurufoto di Malaysia yang berjaya walaupun tidak memiliki sebarang kelulusan akademik dalam bidang fotografi. Sebaliknya, ada juga graduan dari universiti berkelulusan diploma atau ijazah sarjana muda dalam bidang fotografi yang tidak mendapat kerja dengan bayaran setimpal. Semuanya terletak atas pilihan dan usaha individu itu sendiri.
Satu lagi isu yang selalu timbul ialah ibu bapa biasanya tidak berapa yakin bila anaknya ingin belajar di universiti dalam bidang fotografi kerana bimbang tiada masa depan. Apa yang boleh saya katakan ialah, tidak kira bidang apa pun, kita boleh mendapat pendapatan yang lumayan jika kita rajin berusaha. Tetapi, kita perlu sedar bahawa, untuk berjaya dan mendapat pendapatan lumayan dari fotografi bukanlah mudah. Sama juga dengan bidang lain. Jadi, untuk memastikan anda terus kekal dalam fotografi dan menghadapi segala rintangan sebelum anda berjaya, anda perlu pastikan bahawa anda betul-betul meminati fotografi. Bukan sekadar terikut dengan kawan atau trend semasa. Minat yang mendalam inilah yang akan menjadi azimat untuk anda terus berjuang dalam fotografi hingglah anda berjaya kecapi kejayaan tertinggi.
Pokok pangkalnya ialah usaha. Jika anda masuk universiti untuk belajar fotografi, janganlah hanya bergantung kepada sekeping siji yang bakal anda terima nanti. Banyakkan berusaha sendiri sebagai persediaan untuk bersaing di dalam dunia pekerjaan sebenar nanti. Hasilkan portfolio yang kuat, kerana portfolio inilah yang akan ‘bercakap’ untuk anda.
Nasihat yang boleh saya berikan ialah, jika anda mampu, ada masa dan ada peluang untuk masuk universiti, maka rebutlah peluang itu. Tetapi pastikan bahawa anda memang minat fotografi dan sanggup berkorban untuknya. Ingatlah bahawa bidang fotografi bukan bidang main-main. Fotografi sebagai hobi berbeza dengan fotografi sebagai kerjaya.
Kepada anda yang tidak berpeluang untuk masuk universiti, tidak mengapa. Anda perlu ingat, ada banyak jalan untuk berjaya. Ada banyak cara untuk belajar, tambahan sekarang ini dengan kemudahan internet, maklumat boleh didapati dengan begitu mudah. Anda juga boleh menghadiri kursus pendek yang dianjurkan oleh banyak pihak sekarang ini. Cuma, berhati-hatilah – pastikan anda belajar dari guru yang bertauliah dan berpengalaman. Kemudian, carilah mentor atau orang yang boleh membimbing anda dalam fotogafi. Cari pengalaman sebanyak mungkin dengan bekerja dengan jurufoto profesional dengan tujuan untuk belajar dan cari pengalaman, lupakan dulu tentang bayaran lumayan.
Kesimpulannya, tiada jawapan yang mutlak untuk isu ini. Tidak kira anda ada kelulusan formal di dalam fotografi atau tidak, anda tetap boleh berjaya sebagai seorang jurufoto. Cuma, jalannya yang berbeza. Setiap satu jalan ada kebaikan dan kelemahannya yang tersendiri. Segalanya terpulang kepada anda sendiri untuk membuat keputusan.
Disediakan Oleh Hasnuddin Abu Samah

Thursday, April 7, 2011

Kenapa Pakej Perkahwinan Mahal?

KENAPA PAKEJ PERKAHWINAN MAHAL?
Oleh Hasnuddin Abu Samah


Apabila anda mengupah seorang jurugambar untuk merakamkan gambar majlis perkahwinan anda, beliau akan mengenakan sejumlah harga tertentu bagi perkhidmatannya. Sekiranya anda tidak memahami akan proses yang terlibat dalam menghasilkan gambar perkahwinan, anda tentu akan menganggap harga yang dikenakan adalah tidak setimpal. Berikut saya senaraikan 5 kos utama yang sebenarnya terlibat dalam menghasilkan gambar perkahwinan:


1) Kos Peralatan Kamera. Untuk menghasilkan gambar perkahwinan yang baik memerlukan kamera yang berkualiti. Satu set kamera digital yang baik berharga dalam lingkungan RM 15,000. Selain dari kos pembelian, kos pemeliharaan juga diambil kira. Set kamera ini perlu dinaiktaraf, diservis dan diperbaiki jika berlaku kerosakan. Peralatan digital mengalami susut nilai yang lebih cepat berbanding peralatan kamera analog. Dengan mengambil kira semua kos inilah jurugambar mengenakan harga tertentu untuk perkhidmatan mereka. Ini bermakna, selain mengupah jurugambar, anda juga sebenarnya membayar kos ‘sewa’ peralatan mereka.


2) Kemahiran Jurugambar.Untuk menjadi seorang jurugambar yang baik, seseorang itu perlulah mempunyai kemahiran fotografi yang tinggi. Selain dari itu, jurugambar juga perlu mempunyai kemahiran lain seperti kreativiti, pandai berkomunikasi, mempunyai citarasa yang tinggi dan kemahiran lain. Kemahiran ini hanya dapat dikuasai dengan pengetahuan, latihan dan pengalaman. Ini bermakna, semakin tinggi kemahiran seseorang jurugambar itu, semakin tinggi pula harga yang akan dikenakan untuk perkhidmatannya.


3) Masa Perkhidmatan.Jurugambar adalah seorang profesional. Ini bermakna, beliau hanya akan mendapat bayaran dari kerja perkhidmatan yang dilakukan. Seseorang jurugambar cuma boleh merakam gambar untuk satu majlis sahaja pada sesuatu masa. Ini bermaksud, masa adalah satu faktor yang amat bernilai kepada seseorang jurugambar. Dengan itu, jurugambar mengenakan harga untuk perkhidmatannya berdasarkan berapa lama masa yang perlu diambil untuk sesuatu tugasan.


4) Perkhidmatan Selepas Rakaman.Setelah jurugambar selesai merakam gambar untuk majlis perkahwinan anda, tugas beliau sebenarnya tidak habis di situ sahaja. Beliau perlu menyunting kesemua gambar yang telah dirakam dengan memilih gambar yang terbaik sahaja. Sekiranya perlu, gambar yang terpilih akan diperbaiki lagi dari segi kecerahan, kontras, warna, ketajaman, komposisi dan sebagainya. Seterusnya, barulah gambar anda tadi akan dicetak. Selepas cetakan gambar siap, jurugambar akan meneliti kembali kualiti cetakan gambar. Gambar yang tidak sempurna akan dicetak kembali agar mencapai tahap kualiti yang dikehendaki. Akhir sekali, kesemua gambar-gambar tersebut akan disusun ke dalam album sebelum diserahkan kepada pelanggan.


5) Kos material .Selain dari kos perkhidmatan yang disebutkan di atas, kos material juga terlibat dalam menentukan harga perkhidmatan seseorang jurugambar. Antara kos material yang terlibat ialah kos pengangkutan, cetakan gambar, album, bil telefon, kos promosi serta lain-lain kos peniagaan.Dengan mengetahui kos sebenar yang terlibat dalam menghasilkan gambar perkahwinan, diharap anda akan lebih menghargai peranan seorang jurugambar walaupun anda terpaksa mengeluarkan sejumlah wang untuk membayar perkhidmatannya. Walau apa pun, sememangnya berbaloi untuk membelanjakan wang kepada sesuatu yang boleh anda tatap sehingga ke akhir hayat. Tambahan pula, ianya adalah gambar hari yang paling bahagia dalam hidup anda.



Artikel Oleh: Hasnuddin Abu Samah, Pengarah Urusan, Adan Impresif sebagaimana disiarkan dalam Majalah Pesona Pengantin.